SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN, PEMODELAN & DUKUNGAN
Menurut Herbert A. Simon, ada 2 tipe keputusan:
biasanya mengembangkan cara-cara tertentu untuk mengendalikannya
Contoh : menata barang dagangan di toko
dibanding keputusan yang terprogram.
Contoh : barang dagangan apa yang akan dijual
Mengacu pada pemahaman diatas, maka Herbert A. Simon
mengklasifikasikan masalah dalam tiga kategori yaitu:
dilakukan secara standar berdasarkan analisa kuantitatif. Disamping itu,
tersebut dapat dibuatkan alagoritma atau aturan yang memungkinkan
masalah dan dimengerti.Berdasarkan hasil identifikasi, maka dapat dibuatkan
solusi alternatif memecahkan masalah tersebut. Masalah ini dikenal sebagai
masalah yang memiliki struktur tiga Simon.
bisa dipakai
problem. Unstuctured & Semi Structured perlu SPK untuk kualitas informasi,
memberi beberapa alternatif solusi.
Meurut Simon ada 4 fase dalam pengambilan keputusan, dimana fase 1-3 merupakan
dasar pengambilan keputusan, sedangkan pemecahan masalah adalah fase 1-4:
Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfikir.
Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi,
dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal
maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah
keputusan dengan tepat. Dalam kondisi internal sistem informasi ini
digunakan untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakuk organisasi
dalam dunia bisnis, sedangkan dalam kondisi eksternal sistem informasi
ini digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan luar yang dapat
mempengaruhi kondisi internal organisasi, sehingga manajer dapat
mengidentifikasi dan membuatmsebuah keputusan yang memiliki potensial
tinggi.
alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini
meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif.
Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk
melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak.
dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari
beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah
dipilih.
• Sistem adalah kumpulan dari obyek-obyek seperti orang, resource, konsep,
dan procedure yang ditujukan untuk melakukan fungsi tertentu atau memenuhi
suatu tujuan.
• Sistem dan lingkungannya
Sistem terdiri dari : Input, Proses, dan Output
1. Input : semua elemen yang masuk ke sistem. Contohnya adalah bahan
baku yang masuk ke pabrik kimia, pasien yang masuk ke rumah
sakit, input data ke komputer
2. Proses : proses transformasi elemen-elemen dari input menjadi output
3. Output : produk jadi atau hasil dari suatu proses di sistem
4. Feedback : aliran informasi dari komponen output ke pengambil keputusan
yang memperhitungkan output/ kinerja sistem. Dari informasi ini,
pengambil keputusan, yang bertindak sebagai pengontrol, bisa
memutuskan untuk memodifikasi input, atau proses, atau malah
keduanya.
5. Environment : terdiri dari berbagai elemen yang terletak diluar input, proses
ataupun output. Namun, dapat mempengaruhi kinerja dan tujuan
sistem. Bila suatu elemen memiliki hubungan dengan
tujuan sistem serta pengambil keputusan secara signifikan tak
mungkin memanipulasi elemen ini, maka elemen tesebut harus
dimasukkan sebagai bagian dari environment.
Contoh:sosial, politik, hukum, aspek fisik, dan ekonomi.
6. Boundary/batas : pemisah antara suatu sistem dengan enviromentnya. Sistem
ada di dalam boundary, dimana environmentnya ada di luarnya.
Bisa secara fisik, misal:sistem adalah sebuah departemen
di Gedung X; atau non fisik, misal:suatu sistem dibatasi oleh
waktu tertentu.
Karakteristik utama dari DSS adalah adanya kemampuan pemodelan. Model adalah
representasi sederhana atau penggambaran dari kenyataan, terdapat 3 model:
1. Iconic (Scale).
Replika fisik dari sistem, biasanya dalam skala tertentu dari bentuk aslinya.
Contoh: GUI pada OOPL
2. Analog
Tak seperti sistem yang sesungguhnya tetapi berlaku seperti itu. Lebih abstrak
daripada model Iconic dan merupakanrepresentasi simbolis dari kenyataan.
Contoh: bagan organisasi, peta, bagan pasar modal, speedometer.
3. Matematis (Kuantitatif)
Kompleksitas hubungan dalam sistem organisasi tak dapat direpresentasikan
dengan Iconic maupun Analog, karena klau pun bisa akan memakan waktu
lama dan sulit. Analisis DSS mengunakan perhitungan numerik yang dibantu
dengan model Matematis atau model kuntitatif lainnya.
• Komponen-komponen Model Kuantitatif:
Struktur umum dari model
Contoh-contoh dari komponen model:
• Proses Pemodelan
Berikut ini adalah proses yang terjadi pada pemodelan:
TRIAL AND ERROR
Trial & error dengan sistem yang nyata. Tapi sistem ini tak berjalan bila:
terlalu banyak alternatif untuk dicoca, akibat samping dari error yang terjadi
besar pengaruhnya, lingkungan itu sendiri selalu berubah
SIMULASI
OPTIMISASI
Pemrograman linier adalah salah satu teknik yang cukup terkenal dalam
perhitungan optimalisasi pada pemrograman matematika. Karakteristik
pemrograman linier antara lain :
1. Terbatasnya jumlah sumber daya ekonomi yang tersedia untuk
dialokasikan
2. Sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa
3. Ada dua atau lebih cara dimana sumber daya dapat digunakan, masing-
masing disebut solusi atau program.
4. Masing-masing aktivitas (produk atau jasa) dimana sumber daya
digunakan menghasilkan tujuan
5. Alokasi biaya dibatasi pada beberapa batasan dan persyaratan yang
disebut konstrain.
2. Pemrograman dinamis
3. Pemrograman tujuan
4. Investasi dalam memaksimalkan rate of return
5. Pemrograman linier dan integer
6. Model jaringan untuk perencanaan dan penjadwalan
7. Pemrograman non linier
8. Penggantian (anggaran model)
9. Model inventori
10. Transportasi (meminimalkan biaya pengiriman)
HEURISTIC
Heuristik berasal dari bahasa Yunani dari kata discovery yaitu aturan keputusan yang mengatur bagaimana sebuah masalah harus dipecahkan. Biasanya heuristik dikembangkan berdasarkan basis analisis yang solid terhadap masalah. Contoh-contoh pemrograman heuristik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
1. Data input tidak pasti atau terbatas
2. Realitas terlalu kompleks, sehingga model optimalisasi tidak dapat digunakan
3. Algoritma eksak yang reliabel tidak tersedia
4. Masalah-masalah kompleks tidak ekonomis untuk optimalisasi atau
simulasi atau memerlukan waktu komputasi yang berlebihan
5. Memungkinkan untuk efisiensi proses optimalisasi
6. Pemrosesan simbolik daripada numerik dilibatkan
7. Keputusan harus dibuat dengan cepat dan komputerisasi tidak layak
Keuntungan heuristik :
1. Mudah dipahami dan karena itu lebih mudah untuk diimplementasikan dan
dijelaskan
2. Membantu orang-orang untuk kreatif dan mengembangkan heuristik untuk
masalah-masalah lain
3. Menghemat waktu formulasi
4. Menghemat persyaratan pemrograman komputer dan persyaratan
penyimpanan
5. Menghasilkan banyak solusi yang dapat diterima
Keterbatasan heuristik :
1. Tidak dapat menjamin solusi optimal, kadang-kadang batasan mengenai nilai
obyektif sangat buruk.
2. Mungkin terlalu banyak perkecualian pada aturan-aturan yang tersedia
3. Kesalingtergantungan dari statu bagian sebuah sistem Madang-kadang dapat
berpengaruh besar pada
sistem keseluruhan.
• Kategori-kategori Model
• Definisi DSS (Decision Support System) – Sistem Pendukung
Keputusan
Moore dan Chang (1680) berpendapat bahwa DSS dapat menangani situasi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Sebuah masalah dapat dijabarkan menjadi masalah terstruktur dan tidak terstruktur dilihat dari si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik.
• Karakteristik dan Kemampuan DSS (Decision Support System)
1. DSS menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi
semi terstruktur dan tidak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia
dan informasi terkomputerisasi. Masalah- masalah tersebut tidak dapat
dipecahkan oleh sistem komputer secara baik atau metode kuantitatif lainnya
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer
bawah..
3. Dukungan untuk individu atau kelompok. Masalah yang kurang terstruktur
sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan divisi yang berbeda
atau bahkan dari organisasi lainnya.
4. DSS menyediakan dukungan ke perbagai keputusan yang berurutan atau
saling berkaitan.
5. DSS mendukung perbagai fase proses pengambilan keputusan
6. DSS mendukung di berbagai proses dan gaya pengambilan keputu
7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa, dimana pengambil keputusan
seharusnya reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan
dapat beradaptasi untuk menentukan DSS dalam memenuhi perubahan yang
terjadi.
8. DSS mudah digunakan, user harus merasa nyaman dengan sistem ini
9. Peningkatan yang efektif dalam pengambilan keputusan
10. Pengambil keputusan memegang kontrol penuh terhadap proses pengambilan
keputusan. DSS secara khusus ditujukan untuk mendukung, bukan
menggantikan pengambil keputusan.
11. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru
dan penyempurnaan sistem.
12. User harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang
lebih besar dapat dibangun dalam organisasai user tadi dengan melibatkan
sedikit saja bantuan dari spesialis SI.
13. DSS biasanya mendayagunakan berbagai model dalam menganalisis berbagai
keputusan.
14. DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan knowledge yang bisa memberikan
solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik.
• Komponen DSS
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai
situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management
System (DBMS)
2. Model management
Melibatkan model finansial, statiskal, management science atau berbagai
model kuantitafif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu
kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem)
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antar muka
4. Knowledge management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri.
Menurut Herbert A. Simon, ada 2 tipe keputusan:
1. keputusan terprogram
adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan organisasibiasanya mengembangkan cara-cara tertentu untuk mengendalikannya
Contoh : menata barang dagangan di toko
2. Keputusan tidak terprogram
adalah keputusan yang dikeluarkan hanya sekali dan biasanya tidak terstrukturdibanding keputusan yang terprogram.
Contoh : barang dagangan apa yang akan dijual
Mengacu pada pemahaman diatas, maka Herbert A. Simon
mengklasifikasikan masalah dalam tiga kategori yaitu:
1. Structured Problem (Terstruktur)
merupakan masalah yang rutin dan berulang, sehingga pemecahannyadilakukan secara standar berdasarkan analisa kuantitatif. Disamping itu,
tersebut dapat dibuatkan alagoritma atau aturan yang memungkinkan
masalah dan dimengerti.Berdasarkan hasil identifikasi, maka dapat dibuatkan
solusi alternatif memecahkan masalah tersebut. Masalah ini dikenal sebagai
masalah yang memiliki struktur tiga Simon.
2. Unstructured problem (Tidak Terstruktur)
Problem yang masih kabur dan cukup kompleks yang ada solusi langsungbisa dipakai
3. Semi structured problem (Semi Terstruktur)
Pada masalah ini merupakan penggabungan structured dan unstructuredproblem. Unstuctured & Semi Structured perlu SPK untuk kualitas informasi,
memberi beberapa alternatif solusi.
Meurut Simon ada 4 fase dalam pengambilan keputusan, dimana fase 1-3 merupakan
dasar pengambilan keputusan, sedangkan pemecahan masalah adalah fase 1-4:
1. Intelegen
mengamati lingkungan dan mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki.Kegiatan ini merupakan tahapan dalam perkembangan cara berfikir.
Untuk melakukan kegiatan intelijen ini diperlukan sebuah sistem informasi,
dimana informasi yang diperlukan ini didapatkan dari kondisi internal
maupun eksternal sehingga seorang manajer dapat mengambil sebuah
keputusan dengan tepat. Dalam kondisi internal sistem informasi ini
digunakan untuk mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakuk organisasi
dalam dunia bisnis, sedangkan dalam kondisi eksternal sistem informasi
ini digunakan untuk mengamati kondisi lingkungan luar yang dapat
mempengaruhi kondisi internal organisasi, sehingga manajer dapat
mengidentifikasi dan membuatmsebuah keputusan yang memiliki potensial
tinggi.
2. Merancang
kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagaialternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Tahap perancangan ini
meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif.
Pertimbangan-pertimbangan utama telah diperkenalkan oleh Simon untuk
melakukan tahapan ini, apakah situasi keputusan ini terprogram atau tidak.
3. Memilih
memilih satu tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia. Kegiatan memilihdan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari
beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah
dipilih.
4. Menelaah
menilai pilihan-pilihan yang lalu• Sistem adalah kumpulan dari obyek-obyek seperti orang, resource, konsep,
dan procedure yang ditujukan untuk melakukan fungsi tertentu atau memenuhi
suatu tujuan.
• Sistem dan lingkungannya
Sistem terdiri dari : Input, Proses, dan Output
1. Input : semua elemen yang masuk ke sistem. Contohnya adalah bahan
baku yang masuk ke pabrik kimia, pasien yang masuk ke rumah
sakit, input data ke komputer
2. Proses : proses transformasi elemen-elemen dari input menjadi output
3. Output : produk jadi atau hasil dari suatu proses di sistem
4. Feedback : aliran informasi dari komponen output ke pengambil keputusan
yang memperhitungkan output/ kinerja sistem. Dari informasi ini,
pengambil keputusan, yang bertindak sebagai pengontrol, bisa
memutuskan untuk memodifikasi input, atau proses, atau malah
keduanya.
5. Environment : terdiri dari berbagai elemen yang terletak diluar input, proses
ataupun output. Namun, dapat mempengaruhi kinerja dan tujuan
sistem. Bila suatu elemen memiliki hubungan dengan
tujuan sistem serta pengambil keputusan secara signifikan tak
mungkin memanipulasi elemen ini, maka elemen tesebut harus
dimasukkan sebagai bagian dari environment.
Contoh:sosial, politik, hukum, aspek fisik, dan ekonomi.
6. Boundary/batas : pemisah antara suatu sistem dengan enviromentnya. Sistem
ada di dalam boundary, dimana environmentnya ada di luarnya.
Bisa secara fisik, misal:sistem adalah sebuah departemen
di Gedung X; atau non fisik, misal:suatu sistem dibatasi oleh
waktu tertentu.
Karakteristik utama dari DSS adalah adanya kemampuan pemodelan. Model adalah
representasi sederhana atau penggambaran dari kenyataan, terdapat 3 model:
1. Iconic (Scale).
Replika fisik dari sistem, biasanya dalam skala tertentu dari bentuk aslinya.
Contoh: GUI pada OOPL
2. Analog
Tak seperti sistem yang sesungguhnya tetapi berlaku seperti itu. Lebih abstrak
daripada model Iconic dan merupakanrepresentasi simbolis dari kenyataan.
Contoh: bagan organisasi, peta, bagan pasar modal, speedometer.
3. Matematis (Kuantitatif)
Kompleksitas hubungan dalam sistem organisasi tak dapat direpresentasikan
dengan Iconic maupun Analog, karena klau pun bisa akan memakan waktu
lama dan sulit. Analisis DSS mengunakan perhitungan numerik yang dibantu
dengan model Matematis atau model kuntitatif lainnya.
• Komponen-komponen Model Kuantitatif:
Struktur umum dari model
Contoh-contoh dari komponen model:
• Proses Pemodelan
Berikut ini adalah proses yang terjadi pada pemodelan:
TRIAL AND ERROR
Trial & error dengan sistem yang nyata. Tapi sistem ini tak berjalan bila:
terlalu banyak alternatif untuk dicoca, akibat samping dari error yang terjadi
besar pengaruhnya, lingkungan itu sendiri selalu berubah
SIMULASI
Simulasi adalah sebuah teknik untuk melakukan eksperimen dengan
sebuah komputer pada sebuah model dari sebuah sistem manajemen.
Simulasi merupakan model DSS yang paling umum digunakan. Simulasi
merupakan suatu model deskriptif. Tidak ada pencarian otomatis untuk
suatu solusi yang optimal. Model simulasi menggambarkan atau memprediksi
karakteristik suatu sistem di bawah kondisi yang berbeda. Proses simulasi
biasanya mengulangi sebuah eksperimen, berkali-kali untuk mendapatkan
estimasi mengenai efek keseluruhan dari tindakan-tindakan.
sebuah komputer pada sebuah model dari sebuah sistem manajemen.
Simulasi merupakan model DSS yang paling umum digunakan. Simulasi
merupakan suatu model deskriptif. Tidak ada pencarian otomatis untuk
suatu solusi yang optimal. Model simulasi menggambarkan atau memprediksi
karakteristik suatu sistem di bawah kondisi yang berbeda. Proses simulasi
biasanya mengulangi sebuah eksperimen, berkali-kali untuk mendapatkan
estimasi mengenai efek keseluruhan dari tindakan-tindakan.
OPTIMISASI
Pemrograman linier adalah salah satu teknik yang cukup terkenal dalam
perhitungan optimalisasi pada pemrograman matematika. Karakteristik
pemrograman linier antara lain :
1. Terbatasnya jumlah sumber daya ekonomi yang tersedia untuk
dialokasikan
2. Sumber daya yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa
3. Ada dua atau lebih cara dimana sumber daya dapat digunakan, masing-
masing disebut solusi atau program.
4. Masing-masing aktivitas (produk atau jasa) dimana sumber daya
digunakan menghasilkan tujuan
5. Alokasi biaya dibatasi pada beberapa batasan dan persyaratan yang
disebut konstrain.
Penggunaan pemrograman matematika, khususnya dalam pemrograman linier cukup umum diguanakan selama ini. Ada beberapa program komputer standar yang tersedia antara lain Excel, Lotus dan program spreadsheet lainnya. Demikian pula adalah mudah untuk mengantarmuka perangkat lunak optimalisasi lanilla dengan Excel, sistem manajemen database, dan peralatan lanilla. Model optimalisasi yang paling umum dapat dipecahkan dengan berbagai pemrograman matematika antara lain :
1. Penugasan2. Pemrograman dinamis
3. Pemrograman tujuan
4. Investasi dalam memaksimalkan rate of return
5. Pemrograman linier dan integer
6. Model jaringan untuk perencanaan dan penjadwalan
7. Pemrograman non linier
8. Penggantian (anggaran model)
9. Model inventori
10. Transportasi (meminimalkan biaya pengiriman)
HEURISTIC
Heuristik berasal dari bahasa Yunani dari kata discovery yaitu aturan keputusan yang mengatur bagaimana sebuah masalah harus dipecahkan. Biasanya heuristik dikembangkan berdasarkan basis analisis yang solid terhadap masalah. Contoh-contoh pemrograman heuristik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pengambil keputusan menggunakan heuristik atau aturan utama dengan berbagai alasan yang masuk akal. Sebagai contoh, pengambil keputusan dapat menggunakan sebuah heuristik jika mereka tidak mengetahui cara terbaik untuk memecahkan masalah atau jika teknik optimalisasi belum dilakukan. Proses heuristik dapat dijelaskan sebagai pengembangan berbagai aturan untuk membantu memecahkan masalah-masalah rumit atau sub masalah final dengan menemukan jalur yang paling menjanjikan dalam mencari solusi, menemukan cara-cara mendapatkan dan menginterpretasi informasi yang senantiasa berubah, dan kemudian mengembangkan metode-metode yang memimpin kepada satu algoritma komputasional atau solusi umum.
Aplikasi heuiristik cocok untuk situasi-situasi sebagai berikut :1. Data input tidak pasti atau terbatas
2. Realitas terlalu kompleks, sehingga model optimalisasi tidak dapat digunakan
3. Algoritma eksak yang reliabel tidak tersedia
4. Masalah-masalah kompleks tidak ekonomis untuk optimalisasi atau
simulasi atau memerlukan waktu komputasi yang berlebihan
5. Memungkinkan untuk efisiensi proses optimalisasi
6. Pemrosesan simbolik daripada numerik dilibatkan
7. Keputusan harus dibuat dengan cepat dan komputerisasi tidak layak
Keuntungan heuristik :
1. Mudah dipahami dan karena itu lebih mudah untuk diimplementasikan dan
dijelaskan
2. Membantu orang-orang untuk kreatif dan mengembangkan heuristik untuk
masalah-masalah lain
3. Menghemat waktu formulasi
4. Menghemat persyaratan pemrograman komputer dan persyaratan
penyimpanan
5. Menghasilkan banyak solusi yang dapat diterima
Keterbatasan heuristik :
1. Tidak dapat menjamin solusi optimal, kadang-kadang batasan mengenai nilai
obyektif sangat buruk.
2. Mungkin terlalu banyak perkecualian pada aturan-aturan yang tersedia
3. Kesalingtergantungan dari statu bagian sebuah sistem Madang-kadang dapat
berpengaruh besar pada
sistem keseluruhan.
• Kategori-kategori Model
• Definisi DSS (Decision Support System) – Sistem Pendukung
Keputusan
DSS sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi pengambilan keputusan semi terstruktur. DSS dimaksudkan utnuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kemampuan meraka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. DSS ditujukan untuk keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan yang sama sekali tidak dapat didukug oleh algoritma.
Menurut Little (1970) mendefinisikan DSS sebagai sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian guna membantu para manajer dalam pengambilan keputusan. Dia menyatakan bahwa untuk berjalan dengan sukses, sistem tersebut harus sederhana, cepat, mudah dikontrol, adaptif, lengkap dengan isu-isu penting dan mudah berkomunikasi.
Alter (1980) mendefinisikan DSS dengan membandingkannya dengan EDP (Electronic Data Processing) sebagai berikut :Moore dan Chang (1680) berpendapat bahwa DSS dapat menangani situasi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Sebuah masalah dapat dijabarkan menjadi masalah terstruktur dan tidak terstruktur dilihat dari si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik.
• Karakteristik dan Kemampuan DSS (Decision Support System)
1. DSS menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi
semi terstruktur dan tidak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia
dan informasi terkomputerisasi. Masalah- masalah tersebut tidak dapat
dipecahkan oleh sistem komputer secara baik atau metode kuantitatif lainnya
2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer
bawah..
3. Dukungan untuk individu atau kelompok. Masalah yang kurang terstruktur
sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen dan divisi yang berbeda
atau bahkan dari organisasi lainnya.
4. DSS menyediakan dukungan ke perbagai keputusan yang berurutan atau
saling berkaitan.
5. DSS mendukung perbagai fase proses pengambilan keputusan
6. DSS mendukung di berbagai proses dan gaya pengambilan keputu
7. DSS selalu bisa beradaptasi sepanjang masa, dimana pengambil keputusan
seharusnya reaktif, dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan
dapat beradaptasi untuk menentukan DSS dalam memenuhi perubahan yang
terjadi.
8. DSS mudah digunakan, user harus merasa nyaman dengan sistem ini
9. Peningkatan yang efektif dalam pengambilan keputusan
10. Pengambil keputusan memegang kontrol penuh terhadap proses pengambilan
keputusan. DSS secara khusus ditujukan untuk mendukung, bukan
menggantikan pengambil keputusan.
11. DSS mengarah pada pembelajaran, yaitu mengarah pada kebutuhan baru
dan penyempurnaan sistem.
12. User harus mampu menyusun sendiri sistem yang sederhana. Sistem yang
lebih besar dapat dibangun dalam organisasai user tadi dengan melibatkan
sedikit saja bantuan dari spesialis SI.
13. DSS biasanya mendayagunakan berbagai model dalam menganalisis berbagai
keputusan.
14. DSS dalam tingkat lanjut dilengkapi dengan knowledge yang bisa memberikan
solusi yang efisien dan efektif dari berbagai masalah yang pelik.
• Komponen DSS
1. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai
situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management
System (DBMS)
2. Model management
Melibatkan model finansial, statiskal, management science atau berbagai
model kuantitafif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu
kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.
3. Communication (dialog subsystem)
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui
subsistem ini. Ini berarti menyediakan antar muka
4. Knowledge management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri.
No comments:
Post a Comment